Total Tayangan Halaman

Sabtu, 01 April 2017

7 PRINSIP PALANG MERAH


1. Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.

2. Kesamaan
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan medahulukan keadaan yang paling parah.

3. Kenetralan
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi.

4. Kemandirian
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.

5. Kesukarelaan
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun.

6. Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.

7. Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

Jumat, 31 Maret 2017

PEMERIKSAAN KESEHATAN PT.NESIA PAN PASIFIC

Pengukuran Tinggi Badan

Pemeriksaan Kesehatan

Pendataan peserta pemeriksaan kesehatan
Salah satu perusahaan di Kecamatan Ngadirojo,Kabupaten Wonogiri yg bergerak dibidang pembuatan pakaian jadi,PT Nesia Pan Pasific bekerjasama dg PMI Kabupaten Wonogiri mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi 500 karyawan dari 3.200 total seluruh karyawan yg ada di perusahaan tersebut.PMI Kabupaten Wonogiri menerjunkan 2 dokter, staf yankes & 2 sukarelawanya untuk melakukan tugas tersebut.Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan selama 4 hari,dari hari Rabu,29 Maret s.d Jumat,31 Maret 2017 & Senin 3 April 2017.

Pemeriksaan meliputi berat badan,tinggi badan,tensi & pemeriksaan kesehatan oleh dokter PMI Kabupaten Wonogiri.Dengan pemeriksaan ini diharapkan karyawan bisa termonitor kesehatanya,untuk menunjang kinerja diperusahaan tempat mereka bekerja.

RESPONDEN PENGUNJUNG

Kamis, 30 Maret 2017

SIBAT Desa Gedong, Kecamatan Nguntoronadi



PMI Wonogiri mendapatkan kepercayaan dari PMI Pusat yang telah bekerjasama dengan International Federationof Red Cross and Red Crescent Societies ( IFRC ) dan Zurich Insurance mengembangkan program Pembangunan Masyarakat Tangguh Banjir ( Community Flood Resilence ).

Pelaksanaan program diawali dengan pelatihan SIBAT ( Siaga Bencana Berbasis Masyarakat ) yang diikutioleh 30 relawan di wilayah Hulu Sungai Bengawan Solo di Desa Gedong, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri selama 5 hari sejak Rabu ( 25/3 ) hingga Minggu ( 29/3 ) di Tawangmanggu , Kabupaten Karanganyar.

Menurut Warjo, S.Sos, selaku Kepala Markas PMI, setiap peserta pelatihan nantinya akan bertugas mengelola dan mengorganisasi 50 Kepala Keluarga yang rentan selama 2 tahun ke depan.

Kegiatan pembangunan Masyarakat Tangguh Banjir ini akan digelar selama 2 tahun dengan  6 bulan pertama difokuskan di Desa Gedong, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, selanjutnya pada 6 bulan kemudian akan ditambah dua desa lagi yang berada di sekitar Hulu Sungai Bengawan Solo.

Lebih lanjut lagi, Warjo menyampaikan bahwa dilaksanakannya program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan ketangguhan masyarakat, meningkatnya efektifitas solusi, pengurangan resiko bencana, serta adanya dukungan penug dari pengambil kebijakan.Tolak ukur keberhasilan program ini adalah " Adanya kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana banjir serta adanya pendampingan lanjutan dari Pemerintah Daerah", lanjutnya.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya PMI selalu melibatkan BPBD Kabupaten Wonogiri dengan harapan adanya upaya replikalisasi kegiatan agar bisa ditindaklanjuti oleh PemKab Wonogiri. Mungkin nanti jika ketangguhan masyarakat di Desa Gedong, Kecamatan Ngadirojo benar-benar terbukti maka bisa dijadikan sebagai percontohan untuk menjadikan masyarakat yang tangguh terhadap bencana apapun.

"Hal kecil yang nantinya diharapkan akan tampak terlihat dari keberhasilan program ini adalah adanya perubahan perilaku masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, membersihkan selokan, membiasakan diri menanam tanaman di sepanjang Hulu Sungai Bengawan Solo. Dengan begitu kita juga membantu pemerintah dalam mengurangi sedimen">tasi Waduk Gajah Mungkur", ungkap Warjo.

Posko Kesiapsiagaan dan Ambulance

POSKO 24 JAM 

Mulai tanggal 1 Januari  2017, PMI Kabupaten membuka Posko Kesiapsiagaan dan Ambulance Gratis 24 Jam. Dengan pembagian shif pagi ( 07.00 - 14.00 ) , siang ( 14.00 - 21.00 ) dan malam ( 21.00 - 07.00 ), dan para petugas posko yang "Ready On Call", Layanan ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan PMI Wonogiri.

Program ini bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti pihak Kepolisian, BPBD, Dinas Kesehatan dan para Relawan. Relawan - relawan yang bertugas di posko ini sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan dan pembekalan berkaitan dengan tugas dan dan prosedur posko.

Pelayanan Ambulance ini meliputi, bantuan penangana korban kecelakaan Lalu Lintas, Siaga Bencana dan membantu pasien rujukan ke/dari Rumah Sakit.



SIBAT Ngadipiro Kabupaten Wonogiri

RISK MAPPING DESA NGADIPIRO, KABUPATEN WONOGIRI 



Risk Mapping ( Pemetaan Resiko ) adalah suatu skema untuk memetakan pola resiko yang mungkin didapati suatu kegiatan/kejadian.

Pemetaan Desa dan Kawasan sendiri menghasilkan peta yang mencerminkan kondisi topografi dan sosial. Dalam peta topografi, pemerintah desa bisa melihat potensi-potensi alam di desanya. Adapun peta sosial memperlihatkan kondisi masyarakat, seperti: ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Berdasarkan informasi ini, pemerintah desa bisa melakukan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan.

SIBAT Desa Ngadipiro yg berada di Hulu Sungai Bengawan Solo mengadakan pemetaan daerah yang rawan terkena bencana banjir. Sehingga penduduk setempat dapat mengantisipasi dan melakukan siaga bencana di desanya, Serta penanganan - penanganan yang diperlukan untuk mengindari dampak bencana banjir, misalnya seperti yang dilakuan SIBAT Ngadipiro yaitu melakukan penanaman pohon Aren di sepanjang pinggir Sungai.

KEPALANGMERAHAN

SEJARAH GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH 


SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN
Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang pemuda warganegara Swiss, Henry Dunant , berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III. Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.

Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino", yang menggemparkan seluruh Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan;

* Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional , yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
* Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.

Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama membentuk "Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya "Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan internasional yang mengatur perlindungan dan bantuan korban perang.

PALANG MERAH INTERNASIONAL

1. Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the Red Cross (ICRC), yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss. ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri. Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan internasional.
2. Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti bantuan darurat pada bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan transfusi darah. Persyaratan pendirian suatu perhimpunan nasional diantaranya adalah :
* mendapat pengakuan dari pemerintah negara yang sudah menjadi peserta Konvensi Jenewa
* menjalankan Prinsip Dasar Gerakan
Bila demikian ICRC akan memberi pengakuan keberadaan perhimpunan tersebut sebelum menjadi anggota Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
3. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah / International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson warganegara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan organisasi palang merah nasional.

PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONAL
Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ( Internasional Red Cross Conference) . Konferensi ini dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan Palang Merah Internasional ( ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi Internasional ) serta seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan tertinggi dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan memutuskan semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen semua peserta.

Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi akan membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi internasional. Suatu tim yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar konferensi internasional yaitu Komisi Kerja ( Standing Commission).

Bersamaan dengan pertemuan tersebut khusus untuk Federasi Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai forum untuk membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.

Staff dan Pengurus PMI Kabupaten Wonogiri

Staff dan Pengurus Markas PMI Kabupaten Wonogiri



Markas PMI Kabupaten Wonogiri 

Pelindung                : Bupati Wonogiri
Ketua                       : Dr. Dwi Handoyo, MM
Kepala Markas        : Warjo, S,Sos
Bidang PB               : Katman
Bidang Diklat          : Pamuji
Kepala UDD           : dr. Heri Susanto
Bendahara Umum   : Siswanti
Administrasi           : Pardiyo
Kepala Lab             : Yustina Es


7 PRINSIP PALANG MERAH

1. Kemanusiaan Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan...